Rabu, 03 Februari 2016

Poetry

Surat Perantauan

Mama, pagi gulita meniduriku dan membangunkanku
Di ranjang gulita yang masih kanak,
Kanakku sebagai mimpi, terlelap di ringkusanmu.

Ma, apa yang mesti kuceritakan padamu?
Tentang sakit yang kerinduan?
Atau
Tentang kerinduan yang sakit?
Apa yang ingin Kau baca dari suratku?

Ma, mawar di depan kostku sedang sekarat
Dan sinar pucat rembulan menyinarinya
Tidakkah Kau tahu, rindu ku sekarat di sini?
Tidaklah pula kutahu biasmu memucat.
Mama..
Kabari aku usai hari mengerjab

fyt_26
Jakut, 280915

Surat Perantauan 2

Ma, apa kabar? Kabari apa padaku
Sebab aku sedang apa-apa di sini
Apa-apa yang ingin kusimpan sendiri
Dan kutiduri di kamar kostku yang sempit

Pa, sedang apa? Sedang-sedanglah menanyakan apa padaku
Sebab apa sedang menggapaiku di sini.
Di sini, pagi adalah waktu tersakit untuk bangun
Membangunkan lapar yang terlalu sakit.

Ma, Pa, sekarang anakmu sudah besar dan
Tau membesari rindu seorang diri
Aku memberi ia makan kenangan dan minuman harapan
Esok ketika rinduku telah sempurna akan kubawa pulang

Tunggulah Ma, Pa..
Sebab sekarang lapar mengikatku di tempat kasur
Aku tau memberi makan rindu, tapi tidak pada laparku.
Rindu tetaplah rindu dan lapar tetaplah lapar.

Segini saja dulu Surat Perantauanku yang ke dua
Masih banyak yang ingin dikabari rantauku,
Aku hanya takut kata-kata terlalu berat dan tak sanggup dihantarkan rindu kepada kalian.

Salam lapar dari anakmu.

fyt_26
Jakut, 160116

Rintik Kakakmu

Dek..
Ini hanya rintik februari
Rintik kesepian yang mengusik sore kakakmu.
Rintik manis yang pernah jatuh dari
Matamu
     Mata mama
          Hati bapak
               Dan hati Kakakmu_
Sejak kali terakhir El Tari melepas sayap Kakakmu melayang.

Dek, Kau terlalu tahu
Rintik terlalu gugup mendatangi mata bapak Dan mata kakakmu.
Kau terlalu tahu, mata kami terlalu munafik
Ia pandai menggelapkan Hujan di hati kami
Dan menyamarkannya dengan mendung tak berhujan.
Sedang matamu dan mata mama, terlalu lurus
Terlalu mudah membuka jalan bagi aliran rintik
Terlalu jujur menumpahkan bendung.

Hari itu, rumah kita kebanjiran
Rintik yang terlalu, mengucur terlalu dari matamu
dan mata mama.
"Jangan menangis!" Kataku, meski banjir di hatiku telah meluap seluap-luapnya di pulau rantau.

Dek..
Ini hanya rintik februari.
Kini ia tak lagi gugup, malahan lancang mendatangi mata kakakmu.
Ia merintik sebentar, mengusik sore
Lalu pergi entah kemana.

fyt_26
Jakut. 070115

Selasa, 02 Februari 2016

Resensi film I Not Stupid too

Resensi Film

Judul : I Not Stupid too
Rilis : 2006
Genre : Drama
Rating : Remaja
Origin : Singapura
Sutradara : Jack Neo

“Kapan terakhir kalinya kamu memuji seseorang? Kapan terakhir kali orang lain memujimu? Sudah lama bukan?” Cuplikan kata-kata ini menjadi pengantar yang mengawali film I Not Stupid too. Jika kita mau terdiam sejenak dan merenungi kata-kata ini, ternyata benar kita jarang memberikan pujian ataupun mendapatkan pujian. Terkadang pujian yang diberikan atau didapatkan hanya untuk sekedar terlihat di permukaan dan tidak bersifat tulus.
Film I Not Stupid too menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dalam keluarga dan sekolah yang menggambarkan realita kehidupan keluarga zaman ini. Tom dan Jerry merupakan dua kakak beradik, Tom berusia 15 tahun dan Jerry 8 tahun. Ayah mereka adalah seorang pebisnis, selalu pulang di malam hari dan sangat jarang memberikan waktu untuk keluarga. Namun demikian, ayahnya selalu menengok kondisi anak-anaknya sepulang kerja setiap malam.  Sedangkan ibu mereka bekerja sebagai Editor Majalah yang selalu mengoceh dan tak pernah menghargai bakat anaknya. Sisi baiknya, si ibu menginginkan kesempurnaan anaknya. Dia ingin anak-anaknya mendapat nilai yang lebih baik dan tidak berpuas diri dengan hasil yang ada. Tom dan Jerry juga memiliki nenek yang tinggal bersama mereka dan memiliki sifat yang sama seperti ibunya, yaitu suka mengoceh. Meskipun cerewet, namun nenek memeiliki kepedulian terhadap cucu-cucunya bahkan ia mengetahui bahasa gaul cucu-cucunya, seperti: so lame, stay cooll.
Jerry merupakan anak yang pintar, ia mendapatkan nilai tinggi untuk semua pelajaran tapi tidak pernah mendapatkan pujian dari orang tuanya. Orang tuanya menuntut agar ia mendapat nilai lebih tinggi lagi. Sementara kakak Jerry, Tom merupakan blogger berbakat, tapi bakatnya tidak pernah dihargai orangtuanya. Hubungan Tom dan Jerry tidak begitu baik sebagai sepasang saudara, Tom selalu mengacuhkan Jerry dan bersikap cuek terhadapnya.
Selain Tom dan Jerry, diceritakan juga tentang Chengcai yang merupakan teman dekat Tom. Chengcai berasal dari keluarga yang tidak mampu, dimana ibunya sudah meninggal dan ia hidup sendiri bersama ayahnya. Chengcai sangat menyukai bela diri kungfu, namun bakatnya ditentang ayahnya. Pasalnya, ayahnya dulu suka bela diri namun kakinya  menjadi pincang karena hal itu. Meski berlatarbelakangkan mantan nara pidana, ayah Chengcai menginginkan anaknya untuk sekolah setinggi-tingginya. Ia mencintai anaknya, namun tidak tahu bagaimana cara menunjukannya. Sikap kasarnya terhadap Chengcai secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian Chengcai yang berwatak keras dan membangkang.
Pola asuh yang diberikan oleh orang tua Tom dan Jerry, serta Chengcai yaitu pola Authoritarian/otoriter. Anak tidak diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki, namun dituntut untuk menuruti keinginan orang tua. Hal ini berdampak pada sikap anak yang memberontak, terutama di masa-masa remaja.  Sehingga di sekolahpun, Jerry dan Chengcai bersikap melawan terhadap guru.
Di sekolah Tom dan Chengcai, mereka diharuskan untuk mempelajari bahasa Cina yang diajarkan oleh guru Fu. Siswa-siswi paling tidak suka pelajaran Cina dengan gurunya yang kiler. Mereka selalu mendapatkan nilai yang jelek di pelajaran tersebut dan selalu diremehkan. Suatu hari, Chengcai mengerjakan PR untuk pertama kalinya. Namun niat baiknya ini tidak dihargai oleh Pak Fu, malah tugasnya dikatai jelek. Murit di kelas mereka memang selalu diremehkan, sangat berbeda dengan kelas sebelah yang selalu mendapat pujian. “Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau,” begitulah ungkapan yang menggambarkan nasib murit kelas biasa dibanding kelas favorit .
Selanjutnya, Tom ketahuan membawa DVD porno ke sekolah. Chengcai yang berusaha membantunya malah terlibat perkelahian dengan guru Fu. Mengetahui hal ini, kepala sekolah memberikan hukuman tegas, terutama karena ia sangat taat pada aturan.  Chengcai dikeluarkan karena sudah banyak melakukan pelanggaran, sedangkan Tom dicambuk di depan seluruh siswa. Hukuman ini dilakukan untuk memberikan efek jera bagi Tom dan sebagai peringatan bagi siswa lainnya. Kejadian ini menjadi sorotan media, pak Fu yang merasa malu memilih untuk mengundurkan diri sebagai guru. Tetapi atas dukungan kepala sekolah dan rekan-rekannya ia kemudian kembali mengajar. Pak Fu memiliki harapan yang besar bagi anak didiknya, ia bahkan membelikan kamus bahasa cina bagi murit-muritnya menggunakan gajinya sendiri.
Setelah Chengcai dikeluarkan, ayahnya berusaha keras mencari cara agar anaknya kembali bersekolah. Ia tidak ingin anaknya memiliki nasib yang sama sepertinya. Ayah Chengcai dan tetangganya mendatangi semua sekolah di Singapura, memohon agar anaknya dapat diterima. Bahkan ia menuliskan surat permohonan dalam bahasa Inggris dan menyalinnya sebanyak  jumlah sekolah yang ia kunjungi di Singapura. Namun usahanya sia-sia, tak ada satu sekolahpun yang mau menerima Chengcai. 
Selanjutnya diceritakan bahwa Chengcai dan Tom terjebak dalam pergaulan yang salah. Mereka bergaul dengan geng jalanan, karena di sanalah mereka mendapatkan perhatian dan pujian. Tetapi kemudian, mereka dijebak untuk melakukan pencurian dan dituntut membayarkan denda sebesar $2000 oleh polisi palsu. Masalah demi masalah pun terjadi, begitupun dengan Jerry yang kemudian mencuri uang di kantin. Uang tersebut dimaksudkan untuk membeli tiket bagi orangtuanya dalam pertunjukan dramanya. Dalam hal ini, perilaku buruk Chengcai dan Tom yaitu mencuri dipengaruhi oleh pergaulan dan lingungan (nurture) yang salah. 
Film ini diapik begitu menarik, menyajikan konflik sederhana kehidupan sehari-hari dengan bumbu humor dan kisah sedih yang menyentuh perasaan penonton. Nilai moral yang dapat kita petik dari film ini yaitu agar kita dapat saling menghargai. Bagi orang tua, agar memberikan pola asuh yang baik bagi anak dan mau menghargai bakat anak. Orang tua selain memberikan nasihat haruslah memberikan contoh dan sikap yang baik bagi anak. Misalnya ketika lagi makan bersama keluarga, tidak boleh menerima telepon yang bersifat tidak penting. Hal ini harusnya bukan hanya sebagai larangan buat anak, tetapi juga harus diterapkan terlebih dahulu oleh orang tua. Terlalu banyak berbicara dan nasihat hanya menumpuk sampah di telinga anak. Orang tua juga perlu meluangkan waktu untuk mendengar dan memahami apa keinginan anak. 
Sebagai guru, nilai moral yang ditawarkan film ini yaitu agar para guru mau menghargai setiap usaha yang dikerjakan muritnya. Seperti cuplikan kalimat ini “Kita harus tau kuncinya. Fokus pada bakat mereka dan bukan pada kekurangan mereka.itu kuncinya. Dengan kunci itu kita bisa berkomunikasi dengan baik”. Anak-anak perlu didukung dan diberikan motivasi atas bakatnya. Kadang kita melupakan bahwa sebuah pujian memiliki kekuatan luar biasa untuk merubah seseorang.